Friday, 30 May 2014

Tahukah Anda Bag. 2

Kimono
Di bulan Februari 1657, sebuah upacara kecil dilakukan di kota Tokyo, untuk menolak bala. Dalam upacara kecil itu, seorang pendeta bermaksud membakar sebuah kimono, yang dianggap membawa sial. Kimono tersebut telah dimiliki oleh tiga orang anak perempuan yang semuanya meninggal sebelum sempat mengenakannya.

Upacara ini tidak akan tercatat dalam sejarah, bila tidak ada buntutnya. Saat kimono tersebut dibakar, angin kencang berhembus dan api menyebar ikut melahap kuil tempat upacara dilakukan. Tidak berhenti di situ, api ikut menghancurkan hampir tiga perempat bagian kota Tokyo.
Tercatat 300 kuil ikut terbakar, ditambah 500 bangunan besar, 9.000 toko, dan 61 jembatan. Korban yang jatuh dalam kebakaran besar tersebut mencapai sekitar 100.000 orang. Semua karena kimono pembawa sial.

Kursi Dingin
Penyelenggara keterlaluan, tetapi pengikutnya rupanya juga tak pikir panjang. Sebuah stasiun radio di Inggris, hari Jumat tanggal 24 Januri 2003, harus menerima hukuman pengadilan yang menjatuhkan denda 15.000 poundsterling atau lebih dari Rp. 200 juta akibat kesembronoan stasiun ini.
Radio BRMB yang berpusat di Birmingham menantang pendengarnya untuk mengikuti lomba “Kursi-kursi Paling Dingin di Kota”, berupa ketahanan duduk di atas balok-balok es kering (dry ice). Temperatur es balok itu minus 78 derajat Celsius. Siapa yang paling lama bertahan, begitu tangtangan yang ditawarkan, akan mendapat hadiah berupa tiket nonton festival musik.
Tiga kontestan sampai harus dirawat 10 minggu di rumah sakit karena kulitnya rusak. Di pengadilan, 4 kontestan menceritakan, mereka duduk di atas balok selama 45 menit, sebelum satu di antara mereka menyerah. Beberapa menit kemudian sisa peserta merasa sakit dan segera dilarikan ke rumah sakit. Seorang peserta tak menderita sakit parah karena dia mengaku menggunakan ganjalan ketika ikut lomba.

Teleskop
Teleskop pertama dibuat pada tahun 1608 oleh orang Belanda bernama Hans Lippershey. Teleskop tersebut memiliki dua lensa yang membiaskan cahaya dan membuat objek yang jauh kelihatan sangat dekat.

Setahun kemudian, seorang Italia bernama Galileo Galilei menggunakan teleskop yang serupa untuk mempelajari bulan.

Sumber:
E-Book Movitasi Net oleh Ir. Andi Muzaki, SH,MT.

No comments:

Post a Comment