Kimono
Di bulan
Februari 1657, sebuah upacara kecil dilakukan di kota Tokyo, untuk menolak
bala. Dalam upacara kecil itu, seorang pendeta bermaksud membakar sebuah kimono,
yang dianggap membawa sial. Kimono tersebut telah dimiliki oleh tiga orang anak
perempuan yang semuanya meninggal sebelum sempat mengenakannya.
Upacara ini
tidak akan tercatat dalam sejarah, bila tidak ada buntutnya. Saat kimono
tersebut dibakar, angin kencang berhembus dan api menyebar ikut melahap kuil
tempat upacara dilakukan. Tidak berhenti di situ, api ikut menghancurkan hampir
tiga perempat bagian kota Tokyo.
Tercatat
300 kuil ikut terbakar, ditambah 500 bangunan besar, 9.000 toko, dan 61
jembatan. Korban yang jatuh dalam kebakaran besar tersebut mencapai sekitar
100.000 orang. Semua karena kimono pembawa sial.
Kursi Dingin
Penyelenggara
keterlaluan, tetapi pengikutnya rupanya juga tak pikir panjang. Sebuah stasiun
radio di Inggris, hari Jumat tanggal 24 Januri 2003, harus menerima hukuman
pengadilan yang menjatuhkan denda 15.000 poundsterling atau lebih dari Rp. 200
juta akibat kesembronoan stasiun ini.
Radio BRMB yang
berpusat di Birmingham menantang pendengarnya untuk mengikuti lomba
“Kursi-kursi Paling Dingin di Kota”, berupa ketahanan duduk di atas balok-balok
es kering (dry ice). Temperatur es balok itu minus 78 derajat Celsius. Siapa yang
paling lama bertahan, begitu tangtangan yang ditawarkan, akan mendapat hadiah
berupa tiket nonton festival musik.
Tiga
kontestan sampai harus dirawat 10 minggu di rumah sakit karena kulitnya rusak.
Di pengadilan, 4 kontestan menceritakan, mereka duduk di atas balok selama 45
menit, sebelum satu di antara mereka menyerah. Beberapa menit kemudian sisa
peserta merasa sakit dan segera dilarikan ke rumah sakit. Seorang peserta tak
menderita sakit parah karena dia mengaku menggunakan ganjalan ketika ikut lomba.
Teleskop
Teleskop
pertama dibuat pada tahun 1608 oleh orang Belanda bernama Hans Lippershey.
Teleskop tersebut memiliki dua lensa yang membiaskan cahaya dan membuat objek
yang jauh kelihatan sangat dekat.
Setahun
kemudian, seorang Italia bernama Galileo Galilei menggunakan teleskop yang
serupa untuk mempelajari bulan.
Sumber:
E-Book Movitasi Net oleh Ir. Andi Muzaki, SH,MT.
No comments:
Post a Comment